Prolog
Zee sore itu kembali membuka notebooknya. Bukan karena ada
tugas kampus atau ada proposal organisasi yang harus ia kerjakan. Hanya saja
itu satu-satunya alat yang bisa ia gunakan untuk mengisi waktu liburnya. Libur
tengah semester seperti ini, sebenarnya sesuatu yang sangat membosankan
untuknya. Bukannya ia tak suka mendapatkan waktu bersantai dari rutinitas
kampus yang setiap hari menguras tenaganya. Ia hanya menghindari diri dari
menyianyiakan waktunya. Ia tidak suka membuang waktunya.
Karena selepas ia mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikannya,
meninggalkan gemerlap kehidupan yang sempat membuatnya merasakan segala
sesuatu yang orang lain impikan. Ia
ingin berfokus mengejar pendidikannnya. Ia benci dengan sistem perkulihan di
indonesia yang memiliki banyak sekali waktu libur. Tapi ia juga tidak cukup
kaya untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri yang otomatis kualitas
pendidikannya lebih baik dan tentunya lebih mahal.
Rumah sore itu, tidak seramai biasanya. Hanya ada nenek, dan ibu yang
sedang sibuk menikmati serial sore di televisi. Sedangkan ia, masih sibuk
mengotak-atik notebooknya. Entah apa yang sedang ia kerjakan. Tampaknya sibuk
mengetik, ia mengetik sesuatu yang mungkin ada dalam pikirannya lalu ia
tuangkan kedalam tulisannya. Karena terlihat di sekitarnya tidak terdapat buku
atau apapun yang bisa jadi sumber dari tulisannya. Di temani dengan lantunan
musik yang ia mainkan melalui notebook hitam dekilnya. Ia tampak menikmati
sorenya dengan cara sederhana itu.
Komentar
Posting Komentar